Jakarta, 24 September – Widya Imersif Teknologi (Widya Imersif), startup yang berada dibawah perusahaan modal ventura (CVC) UMG Idealab, beraudiensi dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) untuk membahas penanganan pandemi Covid-19 melalui produk berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT).
Audiensi Widya Imersif dengan KSP dilakukan dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kepala Staf KSP Jenderal (Purn.) Dr. H. Moeldoko dan dihadiri perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kemenristek dan BNPB di kantor KSP Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis sore (24/09).
Rapat ini juga dihadiri secara virtual oleh CEO UMG Idealab, Kiwi Aliwarga, yang diwakili oleh Patrick Simamora, yang mempresentasikan jam tangan pintar (smartwatch) WISH (Widya Smart and Health Watch) sebagai alat pemantau kesehatan yang terintegrasi dengan teknologi AI.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengingatkan agar masyarakat luas untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi, tetapi penggunaan smartwatch yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan juga berpotensi membantu setiap orang untuk memantau kesehatan mereka dengan lebih ketat.
Smartwatch WISH, papar Patrick kepada Kastaf Moeldoko dan tim KSP, didesain untuk semua kalangan dan memudahkan penggunanya untuk memantau kesehatan serta mengakses laporan kesehatan mereka melalui data yang akan dianalisa dan diproses secara terintegrasi oleh core technology milik WISH berbasis AI yang tertanam di dalam smartphone setiap penggunanya.
Sebagai fitur utama, papar CEO UMG Idealab Kiwi Aliwarga, pengguna smartwatch WISH dapat mengukur suhu tubuh, detak jantung, kadar oksigen dan tekanan darah serta kadar kolesterol dan gula darah.
Fitur bermanfaat lainnya adalah pengguna dapat memantau tingkat stress, memonitor jam tidur, dan kapabilitas geofencing – kemampuan mendeteksi jika ada sesama pengguna smartwatch WISH lainnya yang bersuhu tubuh abnormal dalam radius maksimal 30 meter, kata Kiwi, menambahkan fitur ini juga mengingatkan penggunanya pada saat mereka melalui zona merah Covid-19.
Selain dapat digunakan secara individual maupun kelompok dalam sebuah instansi atau perusahaan, pengguna WISH juga dapat mengakses seluruh data yang tersimpan sebagai catatan medis (medical records) di smartphone mereka untuk kepentingan kesehatan masing-masing.
“Dari sisi (penggunaan) oleh komunitas, (tim) Paspampres masih bisa, cocok untuk menggunakan alat ini, menurut pandangan saya,” tanggap Kastaf Moeldoko seusai presentasi bersama oleh Patrick Simamora dan Alwy Satriatama, co-founder Widya Indonesia.
Hadir di rakor ini secara virtual, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Achmad Yurianto menilai, smartwatch WISH adalah solusi teknologi yang dapat membantu setiap individu untuk secara lebih obyektif mendapatkan data kesehatan tentang diri mereka sendiri.
“Jadi saya lebih cenderung bahwa ini penting kalau memang digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data (kesehatan) obyektif tentang individu, yang kemudian tentunya diinterpretasikan dan disikapi oleh individu itu sendiri,” tambah Dirjen P2P.
Kiwi Aliwarga menambahkan bahwa target pengguna jam tangan pintar WISH adalah untuk perorangan maupun komunitas atau kelompok kecil yang bekerja di dalam instansi swasta maupun pemerintah dalam masa PSBB.
“Tujuan jam tangan pintar adalah untuk meningkatkan kepercayaan penggunanya dan membantu mereka untuk memantau data kesehatan mereka, baik secara individual maupun kolektif,” tambahnya.
Jam tangan pintar WISH adalah salah satu produk kecerdasan buatan dari PT Widya Imersif Teknologi, satu dari enam startup yang tergabung dalam Widya Indonesia Group. Selain fitur kesehatan utama yang terintegrasi didalamnya bagi pengguna Android maupun IOS, WISH juga terkoneksi dengan speaker pintar Widya yang dapat memberikan informasi terkini tentang pandemi Covid-19 kepada penggunanya.
Beroperasi di Indonesia sejak 2016, UMG Idealab telah berinvestasi ke dalam tujuh perusahaan startup pada tahun 2020, termasuk tiga startup yang bergerak di industri teknologi, satu startup UKM dan dua lainnya sebagai venture builders.