Pernahkah anda menonton serial kartun, The Jetsons, pada tahun ‘80an. Film The Jetsons bercerita tentang sebuah keluarga yang hidup di antariksa dengan robot dan peralatan berteknologi canggih. Lalu dalam cerita terdapat mobil berwarna merah terbang rendah berjalan zig-zag melintasi rumah dan gedung. Dengan santai, mobil terbang yang dikendarai manusia tersebut menurunkan penumpang di jalan-jalan. Dalam kartun tersebut banyak memunculkan prediksi teknologi modern yang akan muncul di abad ini.
Namun, saat ini kita tersadar bahwa tontonan tersebut bisa jadi bukan sekedar fantasi. Kecanggihan teknologi, nyatanya mampu menerobos akal sehat manusia. Mewujudkan apa yang ada dalam film kartun tersebut adalah keniscayaan di masa depan. Perangkat seperti televisi, smartphone, sampai internet telah tergambarkan dalam serial The Jetsons waktu itu.
Tak cuma itu, kemajuan teknologi telah melahirkan transformasi pada bidang transportasi. Pada zaman dahulu, mungkin tidak pernah terpikirkan bagaimana bisa ada benda besar yang dapat terbang membawa banyak manusia di dalamnya. Tapi itu semua terbantah dengan munculnya pesawat komersil.
Dengan berbagai proses percobaan, teknologi canggih bisa ditemukan. Sekarang ini, sejumlah perusahaan di berbagai negara telah membuat prototipe kendaraan yang bisa terbang di udara. Mulai dari perusahaan di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan China sedang berlomba-lomba membuat terobosan dengan mobil terbang.
Perusahaan asal China, Ehang, tengah mengembangkan mobil terbang yang dinamai, Ehang 184. Mobil terbang ini dilengkapi baling-baling dan navigasi otomatis. Ehang 184 mampu terbang pada ketinggian mencapai 500 meter dan daya angkut hingga 100 kilogram. Sementara itu, perusahaan gabungan asal Amerika Serikat Uber dan Nasa juga mengembangkan Uber elevate. Mobil terbang ini mengembangkan teknologi pesawat lepas landas dengan kendaraan vertikal. Uber elevate merupakan versi udara dari taksi uber saat ini.
Oke. Kita juga tidak boleh kalah. Meskipun, belum menjadi negara maju, tapi kita mampu membuat inovasi kendaraan dengan teknologi tinggi. Kita memiliki startup Frogs yang telah menciptakan Drone berpenumpang sebagai sebuah prototipe taksi terbang. Frogs didesain oleh sebuah startup di Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan transportasi di wilayah kepulauan di Indonesia. Frogs sendiri merupakan salah satu perusahaan rintisan di bawah UMG Idealab.
Untuk komponennya, Frogs terbuat dari karbon yang mirip kokpit helikopter mini dengan dua headlamp. Frogs sendiri telah siap untuk keseluruhan mainframe, dilengkapi 8 motor, 8 baling-baling, dan baterai sebagai sumber tenaga. Drone ini sudah diuji coba termasuk uji terbang rendah tanpa kabin. Frogs juga mampu mengangkut 2 penumpang dengan kapasitas maksimal 200 kilogram.
“Untuk komersialisasinya tentu kami berharap secepatnya wahana ini bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia” Kiwi Aliwarga, CEO UMG Medialab Indonesia.
Persoalan transportasi memang bukan masalah yang sederhana. Apalagi transportasi massal sebagai alat angkut manusia. Kemacetan di Jakarta seperti tidak ada jalan keluar. Dalam sebuah riset, bahkan disebut kemacetan di Jakarta merupakan kesalahan perencanaan transportasi puluhan tahun kebelakang. Oleh karenanya, transportasi layak dengan dukungan teknologi super canggih sangat dibutuhkan masyarakat perkotaan yang padat penduduk.
Tentu, kita bisa berfantasi suatu saat nanti Frogs berlalu-lalang melintasi wilayah udara di Jakarta seperti di kawasan Sudirman, Kuningan, Pancoran, dan lain-lain. Frogs menjadi angkutan udara yang bisa mengangkut dan menurunkan penumpang di jalan seperti halnya dalam serial kartun The Jetsons. Kita berharap Frogs dan mobil terbang sejenisnya menjadi solusi transportasi di masa depan.
Frogs saat ini fokus membidik pangsa pasar jasa taksi udara. Mobil ini belum diperuntukkan kegunaannya untuk transportasi umum. Meskipun begitu, Frogs telah diuji coba pemanfaatannya untuk angkutan barang atau kargo, kebutuhan militer, serta kepentingan darurat maupun pertolongan pertama di daerah bencana yang sulit diakses.
“Kami masih tergantung dengan regulasi yang siap, khusus untuk mengatur operasi teknologi ini karena untuk saat ini peraturan tentang pesawat listrik berpenumpang setahu kami belum ada di Indonesia.” Kiwi Aliwarga.